iGaming Online – Laporan Investigasi Tempo Ungkap Jaringan Pekerja Indonesia di Kompleks Perjudian Sihanoukville
Potret Miris “Little Indonesia” di Sihanoukville
Kompleks Trimulia Soho dan Kompong Dewa di Kamboja telah menjadi “kantong” komunitas Indonesia dengan ciri khas:
- Rumah makan Nusantara: Pecel ayam, soto, mi Aceh, hingga cilok berjejal di sekitar gedung judi.
- Lingkungan tertutup: Papan pengumuman berbahasa Indonesia dan larangan masuk bagi non-anggota.
- Gaya hidup eksklusif: Apartemen mewah dan pelat mobil bernuansa Indonesia (e.g., “Tim Kuda”, “Hoki”) milik operator judi.
“Di sini seperti mini-Indonesia. Tapi semua berputar di bisnis judi online,” akui “Teddy” (nama samaran), mantan pekerja judi di Trimulia (Sumber: Tempo, 6/4/2025).
Modus Operandi yang Sulit Diputus
- Strategi Digital:
- Pekerja seperti Teddy bertugas sebagai SEO Specialist untuk mengakali pemblokiran Kominfo.
- “Kami selalu siapkan domain cadangan. Mustahil situs kami mati total,” ujarnya.
- Skema Pemasaran:
- Tenaga pemasaran (termasuk 2 wanita asal Manado) digaji Rp10-18 juta/bulan untuk menjaring pemain dari Indonesia.
- Kompleks Kompong Dewa yang eksklusif dilengkapi Hotel Herloom (milik pengusaha Indonesia Jerry Hermawan Lo) dan kasino anggota-only.
- Dukungan Infrastruktur:
- Jaringan losmen dan restoran Padang menjadi “penopang” kehidupan pekerja.
Tautan Mengerikan dengan Indonesia
- Data Kominfo 2024: 1.200+ situs judi online beroperasi dari Kamboja menargetkan warga Indonesia.
- Temuan Khusus:
- Nama tim pada pelat mobil (e.g., “Pasukan”, “Keluarga”) identik dengan nama situs judi yang marak di Indonesia.
- Penggunaan apartemen Rama dan jaringan hotel JHL Collection menunjukkan keterlibatan pemodal besar.
Pernyataan Pakar:
“Ini bukan sekadar pekerja migran, tapi bagian dari sindikat terstruktur yang memanfaatkan celah hukum bilateral,” – Dosen Hukum Internasional UI, Dr. Ahmad Ghifari.
Dampak dan Rekomendasi
- Peringatan untuk Pencari Kerja:
- Tawaran gaji tinggi di Kamboja sering terkait judi online dengan risiko pidana dan eksploitasi.
- Seruan untuk Pemerintah:
- Perlu kerja sama dengan otoritas Kamboja untuk penyidikan aset dan pemutusan jaringan.
- Sanksi tegas bagi perusahaan Indonesia yang terlibat pendanaan.
